Yohanes 18:38b-19:16a Yesus Dihukum Mati

Catatan Yohanes 18:38b-19:16a oleh Lembaga Alkitab Indonesia bertema “Yesus dihukum mati”

Ayat 38a. Pilatus mengetahui Yesus tidak bersalah tetapi tidak terbuka kepada Yesus juga tidak bersedia mendukung orang-orang Yahudi tetapi ingin tetap mendapat dukungan dari orang-orang Yahudi.

Ayat 39. Pilatus tidak berkata “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya maka aku membebaskan Dia. Pulanglah!” tetapi “Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?” Apakah sebabnya Pilatus tidak mengambil keputusan tegas? Mungkinkah bermaksud mengejek pimpinan agama Yahudi bila Yesus sangat berbeda dengan tuduhan sebagai pemimpin pembrontakan terhadap Roma? Mengapa Yesus yang tidak bersalah hendak dibebaskan melalui proses metode kebiasaan pada hari raya Paskah membebaskan seorang tawanan? Bukankah yang dibebaskan karena hari raya berarti orang itu bersalah tetapi karena kemurahan hati pemerintah dibebaskan? Bukankah pembebasan karena hari raya lazim dilakukan banyak negara (Indonesia ada remisi ) bila seseorang yang dibebaskan positif bersalah? Adakah sesuatu yang dicari Pilatus dalam kasus dakwaan “Yesus raja orang Yahudi”?

Ayat 40. Kepemimpinan yang kurang baik dari Pilatus mengejutkan Pilatus sendiri karena respon orang-orang Yahudi di luar permikiran Pilatus. Karena Yesus mau dilepaskan melalui sistem hukum bagi yang bersalah karena hari besar agama bukan karena berbuat benar maka bebas berakibat Pilatus digiring ke opini publik untuk membebaskan Barabas dan menghukum Yesus. Pilatus bermain main dengan sistem hukum dengan motivasi tidak jelas tujuannya mendapatkan suatu respons yang dapat menjerumuskan kedudukannya dan munculnya kemampuan berpolitik yang terampil dari pemimpin agama Yahudi yang telah diperkenalkan oleh kebijakan politik dari Gubernur terdahulu yakni Valerius Gratus.

Yoh 19:1-5.  Setelah menyadari bahwa Pilatus gagal membebaskan Yesus melalui metode pembebasan yang dikaitkan hari raya keagamaan maka ia memakai sistem pencambukan dengan ketentuan setelah dicambuk dilepaskan. Sistem pencambukan yang dikenal saat itu adalah fustigatio, flagellatio dan verberatio. Dalam Yohanes 19:1, Yesus mengalami hukuman fustigatio sama dengan yang dicatat Luk 23:16. Pilatus menyatakan kepada majelis agama Yahudi bahwa tahanan ini tidak usah dihukum sebab tidak berdaya tetapi perlu dikasihani dan atau ditertawakan sehingga kemudian diberi mahkota duri dan diberi jubah ungu lalu menamparnya dan Pilatus mengucapkan “Lihat manusia ini”. Pilatus hendak membebaskan Yesus tidak dengan keputusan tegas namun dengan mengejek pemimpin Agama Yahudi bahwa dugaan Mesias akan jadi pemimpin Israel yang membebaskan mereka sesungguhnya seorang yang tidak perlu ditakuti dan tidak berarti bagi kerajaan Romawi. Pilatus tampaknya terjebak dengan dakwaan “Raja orang Yahudi” disisi yang  lain menjaga dukungan publik dari tokoh agama Yahudi.

Ayat 19:6. Orang Yahudi melalui pemimpinnya menuntut Yesus disalibkan sebab bagaimanapun Yesus dapat dinyatakan bersalah karena menjalani fustigatio sekalipun Pilatus mengatakan “Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya” Pilatus tampaknya menjaga dukungan dan simpati publik dari tokoh agama Yahudi setelah kegagalan dan kesalahan dalam menangani permasalahan hingga masalah menjadi pelik.

Ayat 19:7. Orang Yahudi memiliki hukum dan hukuman adalah mati sebab menganggap diri-Nya Anak Allah. Pilatus dalam ayat ke-6 telah menyerahkan Yesus  menurut hukum agama Yahudi.

Ayat 8-11. Dalam ayat Pilatus bertambah takut namun dapat pula menjadi  malah takut dan dipakai kata μαλλον sebab ketika disebut Yesus adalah Anak Allah sebab Allah digunakan istilah θεος yang dapat diartikan sebagai dewa oleh orang Yunani maupun Romawi dan mungkin adanya mitos bahwa dewa itu turun dalam rupa manusia ( bandingkan Kis 14:11) karena pengalaman mengadili Yesus dimana Yesus bersikap dan berkata tidak seperti tersangka lainnya saat diadili. Lalu Yesus dibawa masuk kembali ke gedung pengadilan  menanyakan asal-Nya. Mengapa Pilatus menanyakan asal-Nya? Apakah kuatir dengan apa yang baru ia dengar υιον θεου εαυτον. Yesus tidak menjelaskan asal-Nya malah dalam ayat 11 berkata “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.” Jawab Yesuspun menjawab pernyataan Pilatus di ayat 10 sebab Pilatus tidak memiliki kuasa membebaskan karena Pilatus sudah berada diposisi serba salah dan beresiko tinggi untuk mempertahankan stabilitas secara politik.

Ayat 12-16a. Pilatus menyadari Yesus tidak bersalah namun berada dalam perangkap secara politik dengan resiko terseret dalam dakwaan pemberontakan terhadap Roma dan Pilatus menyuruh membawa Yesus ke luar dan duduk dikursi pengadilan dengan ketakutan yang kuat terseret dalam permainan dan perangkap secara politik. Penyelesaian kasus diambil Pilatus dengan tujuan mengamankan posisi sebagai yang berkuasa di Yudea dengan ikut menyatakan bahwa Yesus ini adalah rajamu. Dengan berlaku seolah-olah bahwa Pilatus berkuasa memperlakukan raja orang Yahudi semaunya guna menunjang kareir Pilatus secara dalam kekaisaran Tiberias kerajaan Romawi. Pilatus yang mengetahui bahwa Yesus hendak dibunuh oleh orang Yahudi mempertanyakan sesuatu yang harus dilakukan untuk mengokohkan posisinya. Pilatus bertanya “Haruskah aku menyalibkan rajamu?” dan orang Yahudi menjawab “Kami tidak mempunyai raja selain kaisar” dengan sebelumnya dipenuhi dengan teriakan “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia! Dan Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.

Categories: Injil Yohanes | Tag: , , | Tinggalkan komentar

Navigasi pos

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.